Bahan bakar yang digunakan untuk mobil memiliki tingkat oktana yang berbeda-beda. Tingkat oktana ini menunjukkan seberapa baik bahan bakar dapat menghindari terjadinya knocking pada mesin mobil. Knocking adalah kondisi dimana campuran bahan bakar dan udara terbakar sebelum saat yang tepat, yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin mobil.
Namun, ketika menggunakan bahan bakar dengan tingkat oktana yang lebih rendah dari yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil, kerusakan pada mesin mobil bukan satu-satunya masalah yang mungkin terjadi. Penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai juga dapat memengaruhi umur sensor oksigen pada mobil.
Sensor oksigen merupakan salah satu komponen penting pada mobil modern. Sensor ini digunakan untuk mengukur jumlah oksigen dalam gas buang dan membantu sistem pengontrol emisi untuk mempertahankan campuran bahan bakar yang optimal. Jika bahan bakar yang digunakan memiliki tingkat oktana yang terlalu rendah, dapat menyebabkan knocking pada mesin mobil. Kondisi ini kemudian akan mempengaruhi kerja sensor oksigen yang terlalu bekerja keras dan mengalami kerusakan yang lebih cepat.
Kerusakan pada sensor oksigen dapat mengganggu kinerja mobil secara keseluruhan, biasanya ditandai dengan munculnya simbol “engine check” dan menyebabkan mobil tidak bisa dinyalakan. Ketika sensor oksigen rusak, mobil mungkin mengalami penurunan efisiensi bahan bakar dan performa mesin. Jika kerusakan tidak diperbaiki, hal ini dapat berdampak pada kerusakan komponen mesin lainnya.
Untuk menghindari kerusakan pada sensor oksigen, penting untuk menggunakan bahan bakar dengan tingkat oktana yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil. Tingkat oktana yang direkomendasikan tergantung pada jenis mobil dan mesin yang digunakan. Di Indonesia sebenarnya pertamax adalah jenis yang direkomendasikan. Jangan menggunakan bahan bakar dengan tingkat oktana yang lebih rendah hanya untuk menghemat uang, karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mesin mobil secara keseluruhan. Mohon maaf, banyak pengguna mobil Brio dan Mobilio yang menggunakan premium untuk bahan bakar yang akhirnya berdampak pada kerusahan sensor oksigen.
Selain itu, penting untuk selalu memperhatikan perawatan mobil secara berkala. Pastikan mengganti oli dan filter oli secara rutin karena jika oli kotor, mesin bekerja lebih keras, bisa jadi ada kebocoran di ring piston yang menyebabkan oli juga ikut terbakar di ruang bakar. Jika ini terjadi artinya gas buang semakin kotor dan panas yang berdampak buruk pada sensor oksigen.
Kerusakan pada sensor oksigen dapat disebabkan oleh berbagai faktor selain penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi umur sensor oksigen termasuk kondisi lingkungan, seperti udara yang tercemar atau paparan suhu ekstrem, kebanjiran, dan lain-lain.
Kesimpulannya, penggunaan bahan bakar dengan tingkat oktana yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan pada sensor oksigen pada mobil. Sensor oksigen yang rusak dapat mempengaruhi kinerja mobil secara keseluruhan, termasuk efisiensi bahan bakar dan performa mesin. Untuk mencegah kerusakan pada sensor oksigen, pastikan untuk menggunakan bahan bakar dengan tingkat oktana yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil dan selalu menjaga perawatan mobil secara berkala.
Jadi, apakah kalian mau menghemat uang demi bahan bakar murah tetapi beli sensor oksigen yang harganya jutaan rupiah?